Minggu, 18 September 2011
(Actually) What a man want from a women?
Tulisan ini diinspirasi dari satu bahasan dalam Feminisme : Sebuah Kata Hati yang ditulis oleh Gadis Arivia (2006). Pertanyaan tentang apa yang sebenarnya diinginkan laki-laki dari perempuan, merupakan pertanyaan yang menarik bagiku. Bila ditanyakan kepada laki-laki, apa yang mereka benar-benar idamkan dari seorang perempuan, maka sebagian besar dari mereka akan menjawab bahwa mereka mencari kecantikan lahiriah. Well, bisa dilihat ketika menonton salah satu reality show berjudul “ Take me Out”, para lelaki mengajukan kriteria kekasih dengan atribut-atribut fisik. Tapi tidak hanya lelaki, perempuan pun juga seperti itu (di reality show ini).
Studi di US menunjukkan bahwa selama lebih dari 50 tahun, pria masih menjawab hal ini. Kecantikan lahiriah seperti wajah cantik, manis dan tubuh yang sexy menjadi indikator dari kemenarikan seorang perempuan. Gadis Arivia (2006) juga menyebutkan satu riset pada tahun 1996 di 13 negara yang menunjukkan bahwa laki-laki menyukai perempuan yang memiliki payudara montok yang seimbang dengan bentuk tubuhnya, bibir yang penuh, mata besar, pinggang yang ramping, yang menyerupai gitar spanyol.
Perempuan yang menarik versi laki-laki inginkan ini, memiliki bobot tidak terlalu gemuk dan terlalu skinny. Sebagian besar laki-laki memilih perempuan yang berlekuk indah dengan bokong yang bulat. Pada beberapa budaya, definisi kecantikan versi yang ini memiliki pengecualian, seperti pada suku di Azande di Sudan timur. Mereka menyukai perempuan yang bertubuh subur, bahkan mereka malah melakukan praktik untuk membuat perempuan gemuk sesuai dengan definisi cantik yang mereka yakiini.
Bila diamati, pertanyaan tentang apa yang diinginkan laki-laki ini tentu saja dibentuk atas dasar tirani. Definisi kecantikan yang berubah-ubah sepanjang zaman ini, didefinisikan pada kebutuhan laki-laki terhadap nilai seksualitas perempuan. Tetapi perempuan (selalu) menyetujui apapun kecantikan yang didefinisikan oleh laki-laki. Dengan sadar atau tidak sadar, mereka pun berbondong-bondong mengikuti trend setter mode terbaru. Entah apakah tren itu sesuai dengan dirinya, pada kenyataannya, begitu banyak perempuan yang menjadi korban definisi kecantikan versi ini. Belum lagi, kasus gangguan makan seperti bulimia dan anorexia yang membahayakan dirinya disebabkan oleh bagaimana sistem nilai kecantikan versi yang diinginkan laki-laki.
Pertanyaan mengapa perempuan harus menerima perlakuan ini? Mengapa perempuan harus rela berbaring di meja operasi plastik, mengikuti diet ekstrim yang berbahaya, mengecat rambutnya dengan warna pirang, menyuntikkan botox di atas alis, meminum berbagai obat-obatan pencahar perut, memutihkan atau mencoklatkan kulitnya? Mengapa sebagai perempuan, ia harus selalu menyetujui dijadikan objek seks laki-laki? Bila laki-laki yang disukainya menyukai perempuan dengan tungkai kaki jenjang, ia kemudian mengutuk Tuhan yang memberinya tubuh mungi. Bila suaminya kemudian berselingkuh dengan perempuan lain yang lebih muda dan lebih langsing, ia kemudian mati-matian datang ke dokter kulit untuk mengencangkan kulitnya dan mengikuti diet ekstrim yang membahayakan kesehatannya.
Pertanyaannya adalah apakah hanya laki-laki yang memiliki fantasi? Tentu saja, secara lahiriah, setiap perempuan memiliki fantasi tentang laki-laki yang menarik versi setiap individu. Tetapi studi mengemukakan bahwa ketika perempuan ditanyakan tentang apa yang mereka inginkan dari laki-laki, maka mereka akan selalu menjawab variabel-variabel pribadi seperti penghargaan, ketulusan, dicintai, dimengerti. Tentu saja, hal ini kontras dengan apa yang diingikan laki-laki dari perempuan seperti yang disebutkan diatas. Dimana hal-hal tersebut terkait dengan peciptaan fantasi-fantasi seksualnya.
Mengapa pula seorang Fauzi Bowo malah menyalahkan perempuan yang berok mini sebagai pengundang syahwat laki-laki.. , sehingga tidak heran bagi masyarakat, sering kali didapati, pandangan “ooww..pantas dia digerayangi, bajunya kayak gitu sih”. Seakan bahwa seorang perempuanlah yang pengundang lelaki untuk berfantasi.padahal toh, sebenarnya setiap individu memiliki kontrol yang bisa disetelel baik dan buruknya. Tidak hanya satu faktor rok mini yang menjadi objek seksualitas pria berpikir mesum.
Dalam kehidupan nyata, seorang laki-laki mengemukakan alasan mengapa ia menikahi seorang wanita dengan rule inner beauty yang dibuatnya.
Variabel-variabel pribadi seperti baik hati, ramah, disukai teman dan keluarganya, pintar mengelola rumah tangga adalah variabel yang tidak bisa dilepaskan dari kriteria yang diinginkan laki-laki dalam memilih pasangannya. Tetapi, tetap saja laki-laki yang belum menikah ataupun yang sudah menikah, akan terus menerus menciptakan fantasi-fantasi seksualnya. Sehingga, benar seperti yang dikatakan orang bahwa laki-laki menyukai tiga hal yaitu Harta, Tahta dan Wanita. Coba tengok beberapa kasus perselingkuhan suami yang berdasarkan kejadian bahwa kedudukannya, harta yang dimilikinya, dan perempuan yang jatuh pada pelukannya.
Ada yang dengan bangga memamerkan hal ini ke permukaan, ada juga yang menutupnya rapat-rapat lalu berlaku bermuka dua dengan membungkusnya melalui atribut-atribut keagamaan.sum
Hai..tentu saja ini tidak bisa digeneralisasi sedemikian rupa. Setiap individu memiliki kontrol terhadap pilihan yang dibuatnya. Freud mungkin benar, bahwa Id yang mendrive sering kali menyulitkan ego untuk meredamnya. Tetapi kita memiliki super ego, yang mestinya ditanamkan kedalam hati dan bukan sekedar paksaan. Setiap individu juga memiliki kriteria unik dalam fantasinya. Tinggal penempatannya saja yang harus mengikuti apa yang dikatakan oleh superego.
Seperti yang kukatakan diatas..
Every human has control.
Apakah menahan diri??
Ataukah melepaskan?
Apa yang diinginkan laki-laki pada perempuan??
Mari kita bicara..tidak pada kebohongan.
sumber
Arivia, Gadis (2006) Feminisme sebuah kata hati. Kompas Gramedia Jakarta
sumber foto
howtomakeaguyfallinlovewithyou.net
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar