Sabtu, 25 September 2010

PENGARUH PROGRAM PELATIHAN MENCATAT TERHADAP PEMAHAMAN TEKS PADA SISWA SMP 20 JAKARTA TIMUR

Membaca adalah kunci dari pengetahuan. Peranan membaca ini sangat penting bagi semua orang karena membaca dan memahami materi dari berbagai bahan bacaan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi. Bahan bacaan dapat dipahami jika seseorang membaca kemudian memahami bacaan itu dengan pengertiannya sendiri.

Informasi yang diperoleh seseorang dalam bentuk materi suatu teks akan diolah dan disimpan menjadi sebuah ingatan. Ingatan jangka pendek ( STM) yang diubah menjadi sebuah ingatan jangka panjang memerlukan keterlibatan kerja sistim limbik. Seseorang menginginkan proses belajar ini menjadi sebuah ingatan jangka panjang (LTM).

Biasanya seseorang melakukan berbagai hal untuk menyimpan ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang, salah satunya dengan mencatat materi pelajaran yang telah dipelajari.
Membuat catatan tampaknya merupakan fungsi yang diharapkan dari kebanyakan pelajar. Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi, seseorang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang dibaca atau diajarkan. Namun, pelajaran dasar tentang membuat catatan sangat langka, karena guru di sekolah sudah menganggap siswa sudah cakap dalam keterampilan ini. Sehingga, tidak mengherankan banyak siswa yang memiliki keterampilan yang rendah dalam membuat catatan.

Umumnya seorang siswa, membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran.Otak tidak dapat langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami.

Kajian mengenai ingatan jangka pendek memperlihatkan bahwa sekitar 80 persen ingatan mengenai suatu materi pelajaran akan hilang dalam 24 jam. Cara terbaik untuk melestarikan konsep pokok dan rincian yang berkaitan dalam ingatan adalah dengan mengkaji kembali catatan secara berkala. Pengulangan harus dilakukan sering dilakukan, agar catatan itu dapat diingat.

Untuk dapat membuat catatan yang dapat membantu siswa memahami suatu materi, diperlukan teknik-teknik catatan yang tidak biasa. Teknik dalam mencatat ini digunakan pada hampir segala aktivitas yang membutuhkan pikiran, daya ingat, perencanaan atau kreativitas (Soekaji, 2006 ).

Teknik mencatat dapat terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah Note taking suatu bentuk mencatat yang lebih dikenal dengan catat, tulis, susun (CTS).Teknik mencatat ini mampu mensinergiskan kerja otak kiri dengan otak kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kali lipat. Catat , tulis , susun , menghubungkan apa yang didengar atau dibaca menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemikiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari (Bobbi de Porter dan Hernacki, 1999: 152).

Teknik mencatat kedua,yaitu cara yang paling mudah untuk memasuk informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapp atau Peta pemikiran merupakan teknik yang dapat membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak (Tonny dan Bary Buzan, 2004: 68).

Teknik mencatat memerlukan kepekaan terhadap struktur dari suatu bacaan . Mengenai pentingnya kepekaan terhadap struktur bacaan ini juga telah ditunjukkan oleh Taylor ( 1982 ). Dari penelitiannya terhadap pelajar-pelajar setingkat SMP ia menarik kesimpulan bahwa umumnya pelajar yang terampil dalam membaca mengorganisasikan recall mereka tentang suatu bacaan sama seperti cara yang digunakan oleh pengarang bacaan tersebut, sedang pelajar yang dianggap kurang terampil membaca tidak mengorganisassikan recall mereka dalam cara yang serupa.

Hasil penelitian Meyer, Brandt, dan Bluth ( 1980 ) juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Pelajar yang secara spontan mengorganisasikan tulisan mereka dengan pola organisasi yang serupa dengan teks, akan mengingat lebih banyak informasi ekspositoris dibanding pelajar yang tidak mengorganisasikan tulisan mereka dengan cara yang sama.
Mengingat pentingnya pemahaman bacaan bagi siswa , yang dalam perjalanan pendidikannya akan terus menghadapi teks-teks yang bersifat ekspositoris, maka dianggap perlu adanya usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman terhadap bentuk-bentuk bacaan tersebut.
Untuk mengorganisasikan tulisan dengan maksud untuk memahami suatu bacaan dibutuhkan ketrampilan yang dapat dilatihkan. Mengorganisasikan tulisan membutuhkan kepekaan terhadap struktur bacaan. Maka upaya yang tepat untuk meningkatkan pemahaman bacaan adalah dengan memberikan program latihan agar siswa dapat mengorganisasikan tulisan dari bacaan tersebut kedalam suatu struktur yang sistematis. Program latihan ini dilatihkan dengan maksud agar subyek dapat dengan mudah menyesuaikan struktur bacaan yang dibaca dengan pola yang telah ada dalam sistem ingatan jangka panjangnya, mengorganisasikannya dalam suatu bentuk tulisan yang sistematis, sehingga dapat dengan mudah memahami bacaan.

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
Apakah pemberian Program mencatat dapat meningkatkan pemahaman teks ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian pada sejumlah pelajar sekolah mengengah pertama kelas II di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental dengan disain “Randomized two group desain, post test only”.
Variabel independent penelitian ini adalah program latihan mencatat, dengan dua variasi yaitu program latihan mencatat dengan metode mind mapping sebagai kelompok eksperimen pertama dan yang diberi program latihan Note taking ( CTS) sebagai kelompok eksperimen kedua.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian Program latihan mencatat efektif untuk meningkatkan pemahaman teks, dan untuk melihat variasi program latihan mencatat yang mana yang lebih berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman teks.


Hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan sebagai gagasan untuk melatihkan mencatat sebagai cara untuk mengoptimalkan efektifitas pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar